Menariknya adalah bidadari surga lebih sering disinggung daripada pertemuan kembali pada sang pencipta. Ngomongin surga akan selalu berakhir pada ekspektasi aktivitas yang tidak bisa kita kerjakan selama di dunia, dan ngga jauh-jauh dari perihal hasrat buas yang terkurung. Ibaratnya, tali kekang di dunia lantas terbuka ketika sudah berada di surga.
Agak fishy aja sih ketika surga digambarkan hanya bagaimana laki-laki akan mendapatkan wanita cantik yang akan terus perawan sebagai pasangannya. Pertanyaannya adalah, kenapa marketingnya harus mengarah pada kenikmatan duniawi? Dan ngga bisa lepas dari yang namanya kepentingan laki-laki? Dan kenapa pula harus arahnya keurusan birahi?
Lebih anehnya lagi adalah ketika kaum perempuan katanya akan bertemu kembali dengan suaminya di dunia, disaat mereka (para suami) bisa mendapatkan 1-2 bidadari cantik sebagai pengganti istrinya. Apa adil kaya gitu?
Makin heran juga kenapa dakwah tuh terkadang ada yang vulgar untuk urusan ini. Aku sih ngerasa ngga pantas aja dan terlalu sempit untuk menafsirkan surga hanya perihal kenikmatan dunia yang terbatas ini.
Apakah efektif ngajak orang beribadah dengan alasan itu? Kalaupun iya, inipun patut dipertanyakan sih. Apa isi otak orang-orang itu kesurga cuma buat free-s*x dengan bidadari yang perawan? Agak..... ngga pantas.
0 Komentar